Kondisi Wisata Medis di Malaysia Pada Masa Pandemi Covid-19

Pandemi virus corona baru (COVID-19) telah memberikan dampak yang signifikan dan belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai sektor di seluruh dunia. Karena tindakan penahanan, sektor pariwisata internasional diperkirakan akan mengalami kontraksi antara 45 dan 70 persen hanya dalam paruh pertama tahun 2020. 

Demikian pula, sektor kesehatan sangat terpengaruh oleh kekurangan tenaga kerja dan kapasitas rumah sakit. Ada juga perhatian besar pada keseimbangan kesehatan publik dan swasta dalam kepentingan publik. 

Sejalan dengan itu, pariwisata medis global senilai USD87,5 juta per tahun sebelum pandemi diperkirakan akan menyusut setidaknya hingga akhir tahun 2021. Sedangkan untuk Malaysia, perjalanan kesehatan diperkirakan akan memperoleh pendapatan sebesar MYR2 miliar pada tahun 2020. 

Namun, rencana tersebut harus dilakukan. ditunda karena keadaan yang tidak terduga saat ini. Selain itu, Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) mengalami penurunan pendapatan yang signifikan hingga hampir 70 persen. Di Malaysia, pelancong kesehatan internasional yang telah melakukan perawatan, seperti onkologi, harus berhenti sejenak dan menggunakan obat-obatan canggih yang tidak tersedia di negara asal mereka. 

Keadaan tersebut justru menjadi pendorong utama bagi negara tujuan wisata medis dan pelaku industri untuk menghadapi badai tersebut. Oleh karena itu, artikel ini mencoba memahami dampak pandemi terhadap pariwisata medis Malaysia. 

Temuan menunjukkan bahwa Malaysia memiliki pandangan yang berfluktuasi pada pariwisata kesehatan meskipun pemerintah mengakui industri ini sebagai layanan ekspor prioritas dengan potensi rebound yang kuat. Sejak dimulainya Movement Control Order (MCO) pada tahun 2020, wisata kesehatan diperkirakan akan pulih pada akhir tahun 2021. 

Di satu sisi, pemerintah telah mendukung wisata kesehatan dengan mengalokasikan MYR 35 juta dalam Anggaran 2021. Di sisi lain , mengingat varian Delta saat ini dan lonjakan kasus COVID-19 baru saat artikel ini ditulis, industri diperkirakan akan bersiap menghadapi dampak yang lebih signifikan. 

Dengan demikian, dua tindakan counteractive utama oleh MHTC terlihat melalui adaptasi teknologi layanan medis dan nota kesepahaman (MOU) dengan komite kesehatan internasional dan rumah sakit. Terutama, adaptasi teknologi terbukti melalui layanan telemedicine, termasuk DoctorOnCall' yang memungkinkan dokter dan rumah sakit untuk mengetahui kondisi pasien mereka di seluruh dunia. 

Ke depan, lebih banyak pemangku kepentingan diharapkan untuk menggunakan platform telemedicine dalam memberikan layanan berkelanjutan kepada pelancong medis. Oleh karena itu, artikel ini berkontribusi pada narasi pariwisata medis Malaysia selama COVID-19. 

Temuan dari penelitian ini menawarkan pemahaman mendalam tentang adopsi teknologi sebagai tindakan korektif jangka pendek dalam menjaga layanan berkelanjutan untuk pasien internasional selama pandemi.

Bagi anda yang mau berobat pada masa pandemi, atau pada phase endemi lanjutan, harap untuk selalu memperhatikan pedoman cara berobat ke malaysia pada masa pandemi. Ada beberapa aturan protokol kesehatan yang saat ini berlaku di Malaysia yang perlu anda perhatikan.

Share:
Diberdayakan oleh Blogger.